Kita sudah coba telisik hal-ihwal berinvestasi emas fisik. Pendek kata, berinvestasi emas secara fisik amat merepotkan dan sekaligus ‘mengerikan’ dari sisi keamanan. Agar lebih jelasnya, Anda bisa mengklik artikel berjudul Transaksi Emas Fisik
Kalau tujuan Anda berinvestasi emas untuk mengail untung dari terjadinya selisih pergerakan harga, maka GOL adalah jawaban paling tepat. Bayangkan, Anda bisa meraup profit tanpa harus direpotkan dengan segala tetek-bengek seperti pada investasi fisik emas secara konvensional tadi.Soal mondar-mandir ke penjual dan pembeli emas, misalnya, ini sama sekali tidak perlu terjadi. Anda hanya perlu membuka rekening di yutaka. Perusahaan ini amelayani transaksi gold. Selanjutnya aktivitas transaksi jual dan beli dilakukan dengan bantuan yutaka . Anda cukup memberikan perintah lewat internet kepada Dealing Room yutaka. Cara ini bukan saja praktis, tapi sekaligus memupus risiko rawannya keamanan seperti pada transaksi emas fisik.
Bursa berjangka juga menihilkan risiko kadar dan keaslian emas yang ditransaksikan. Di sini, mutu emas yang dapat diserahkan untuk pemenuhan penyelesaian kontrak adalah berbentuk batangan dengan kemurnian minimum 99,99%. Selain itu, emas tadi harus dibubuhi angka seri, kemurnian, dan stempel dari refineri yang diakui London Bullion Market Association (LBMA) baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan persayaratan yang begitu ketat, keaslian dan kemurnian emas di Bursa Berjangka sangat terjamin.
Modal kecil untuk besar
Masih soal jual-beli tadi, Anda juga tidak perlu menyediakan 100% dana yang dibutuhkan. Di bursa, transaksi emas dikemas dalam satuan lot. Tiap lot beratnya 1 kg. Kalau harga di pasar Rp 300 juta/kg, Anda cukup menyediakan dana 10% dari kebutuhan alias cuma Rp 30 juta. Hal ini dimungkinkan karena di pasar berjangka dikenal adanya fasilitas leverage atau daya ungkit. Leverage adalah fasilitas yang memungkinkan investor atau trader melakukan transaksi yang nilai sesungguhnya jauh lebih besar dengan dana relatif kecil.
Jadi, jika di pasar fisik Anda punya Rp 300 juta hanya untuk emas 1 kg, dengan modal yang sama di pasar berjangka Anda bisa melakukan transaksi jual-beli hingga 10 kali lipat alias senilai Rp 3 miliar. Bahkan untuk transaksi harian, di yutaka dana Rp 300 juta bisa untuk melakukan transaksi senilai Rp 6 milar. Bayangkan, dahsyat bukan?
Dahsyatnya leverage ini pula memungkinkan Return Of Investment (ROI) yang Anda nikmati menggelembung dengan luar biasa. Seperti pada contoh di pasar fisik tadi, misalnya. Anda membeli emas pada harga Rp 300 juta/kg. Ketika harga terkerek ke Rp 310 juta/kg, maka ada laba Rp 10 juta/kg. Bedanya, di pasar berjangka dana yang Anda butuhkan bukan Rp 300 juta, melainkan cuma Rp 30 juta. Jadi, ROI-nya adalah Rp 10 juta/Rp 30 juta = 33,3%. Bayangkan, dengan modal yang jauh lebih kecil, tapi ROI yang Anda jaring bisa jauh lebih besar. Ciamik, kan?
Keunggulan lain di bursa berjangka, peluang memperoleh laba terbuka melalui dua arah, baik saat harga naik atau turun. Di pasar fisik, untuk bisa meraup laba, Anda harus membeli dulu baru menjual dengan harga lebih tinggi. Jika harga terus bergerak ke bawah alias lebih rendah daripada harga saat Anda beli, maka profit gagal diraih. Jika Anda jual juga yang terjadi bukannya untung justru malah buntung.
Di perdagangan berjangka, Anda bisa menjual lebih dulu walau emasnya belum di tangan. Langkah ini dilakukan jika menurut prediksi harga emas akan melorot ke bawah. Saat harga benar-benar turun, barulah Anda beli emas. Nah, selisih harga jual-beli itulah yang disebut profit.
Contohnya begini. Harga emas saat itu adalah Rp 300.000/gr. Diprediksi bulan depan, harganya akan turun menjadi Rp 290.000. Anda pun mengambil posisi jual pada harga Rp 300.000. Bulan depan, ketika harga benar-benar turun menjadi Rp 290.000/gr, Anda melikuidasi posisi dengan cara melakukan aksi beli. Dengan begitu, Anda mendapat laba Rp 10.000/gr atau Rp 10 juta/lot.
READ MORE >> GOLD